Refleksi Kritis
Penulis: Joshua Pradipta - Mahasiswa Sekolah Tinggi Desain Indonesia
Program Studi: Desain Komunikasi Visual - 2019
Sebuah refleksi pengandaian untuk dikontemplasikan:
Jika tanganku dipotong, aku pasti akan mengatakan "itu tanganku." Jika kakiku dipotong, aku akan mengatakan "itu kakiku." Jika mataku dicungkil, aku akan mengatakan "itu mataku." Jika organ dalam tubuhku dikeluarkan, aku akan mengatakan bahwa "itu organ tubuhku." Jika otakku dioperasi, aku akan mengatakan "itu otakku."
Aku tidak sadar bahwa aku selalu mengklaim seluruh bagian tubuh yang ada sebagai "milik-ku" hingga aku lupa bertanya pada diri sendiri.
---
Manakah yang sebenarnya disebut "AKU"? Apakah tanganku? Kakiku? Otakku? Sarafku? atau yang mana?
Jadi, di mana letak sang "AKU" yang sejak tadi mengatakan bahwa ia pemilik semua bagian tubuh ini?
Lalu, siapa sebenarnya yang sejak tadi dengan sadar mengatakan "itu tanganku, itu otakku, itu kakiku"? Siapa? Siapa?
Comments